Sabtu, 20 November 2010

Sebuah negeri diatas awan (2-end)

Bismillahhirrahmannirrahim.

            Sebuah kota tanpa penataan yang bagus, tentu saja tidak dapat dikategorikan sebagai kota yang nyaman apalagi tempat yang bagus untuk berlibur dan meringankan kaki. Bicara soal penataan kota, reruntuhan Machu Picchu memiliki penataan kota yang bagus, meskipun masyarakat Inca tidak hidup di abad modern seperti sekarang, mereka dapat memanfaatkan lahan di pegunungan Andes dengan baik sehingga terciptalah kota Machu Picchu yang apik.

            Lahan di kota ini terdiri dari 140 bangunan, termasuk kuil, bangunan suci, taman, dan rumah yang atapnya terbuat dari jerami. Ada lebih dari 100 batu pijakan –sebagian besar terbuat dari  batu granit yang di ukir- dan juga banyak air mancur yang saling terhubung oleh jaringan dan drainase air yang dilubangi di batu untuk sistem irigasi. Bukti lain yain yang telah ditemukan, sistem irigasi ini digunakan juga untuk mengambil air dari kolam suci yang ke rumah – rumah secara bergiliran.
           
             menurut keterangan para ahli arkeologi kota ini terbagi atas tiga distrik utama yaitu : distrik suci, distrik penduduk di daerah selatan, dan distrik khusus pendeta dan bangsawan.

            Di lokasi utama atau distrik suci terdapat harta karun arkeologi yang paling utama yaitu : Intihuatana, Kuil Matahari dan Kuil Tiga Jendela. Semua ini didedikasikan untuk Inti, Dewa Matahari mereka. Distrik penduduk adalah tempat dimana para penduduk biasa tinggal, terdiri dari bangunan penyimpanan dan rumah sederhana. Yang ketiga distrik keluarga bangsawan, terdapat kumpulan rumah yang berdiri di  daerah tanah yang miring; perumahan untuk Amautas (Orang – orang bijak) yang memiliki ciri tembok merah, dan daerah Nustas (Putri) yang memiliki ruangan berbentuk trapezoid. Mausoleum monumental sebuah patung ukiran yang memiliki ruangan dalam dan gambar yang diukir., yang digunakan untuk ritual atau  pengorbanan.

            Sebagai bagian dari daerah kekuasaan Kerajaan Inca, Mereka membangun  jalan menuju Machu Picchu yang digunakan untuk perdagangan jarak jauh. Bukti yang menunjukan bahwa dulu digunakan untuk perdagangan jarak jauh adalah artifak non-lokal yang ditemukan di situs ini. Sebagai bukti adalah sebuah batu obsidian yang tidak dimodfikasi yang berasal dari Chivay, ditemukan di gerbang masuk oleh Bingham. Di tahun 1970-an, Burger dan Asaro, membuktikan bahwa sampel batu obsidian ini berasal dari Titicaca atau Chivay, dan sampel – sampel ini menunjukan bahwa batu ini memang berasal dari perjalanan jarak jauh yang dilakukan masa sebelum kedatangan Spanyol.  
                       
            Terakhir adalah rumah penjaga adalah sebuah rumah yang memiliki tiga sisi, dengan salahsatu sisi terpanjang menghadap ke lapangan upacara. Rumah gaya arsitektur Inca ini dikenal dengan gaya Wayrona.


Sebuah “negeri” di atas awan. (part 1)


Bismillahhirrahmannirrahim.

            Kenal dengan lagu Sebuah Negeri Di Atas Awan? Tentunya bagi pembaca yang sudah cukup berumur tahu lagu ini, salah satu yang dilantunkan oleh pentolan Kla Project, yang juga merupakan kakak seorang salah satu pentolan The Dance Company, Nugie dan istri dari seorang artis veteran Ira Wibowo, yang mempunyai adik yang juga seorang artis bernama Ari Wibowo, yang tidak mirip dengan Indra Birowo apalagi dengan teman sekelas saya yang bernama Prabowo yang seorang Cowo. Ya dia adalah Katon Bagaskara yang melantunkan lagu Dinda yang sedikit mirip dengan nama man. . . .

            Tapi itu tidak penting, karena negeri ini memang ada. Sebuah negeri atau lebih tepatnya kota yang terletak di pegunungan Andes, sekitar 80 km barat daya dari kota Cuzco, Peru. Kota ini merupakan reruntuhan peninggalan bangsa Inca yang musnah, akibat keserakahan bangsa Spanyol, yang mengatasnamakan 3G (Gold, Glory, Gospel) dan dipimpin oleh Fransisco Pizzaro. Akan tetapi hal yang lebih menarik dari kota ini berhasil menyembunyikan diri dari takdir dihancurkan oleh bangsa Spanyol, dikarenakan kota ini terletak di ketinggian 8.040 kaki (2.040 m) diatas permukaan laut. Nama kota ini adalah Machu Picchu.


            Pertama kali dibangun sekitar tahun 1400-an, akan tetapi ditinggalkan oleh para pemimpin Inca dikarenakan penyerangan Bangsa Spanyol ke kerajaan Inca pada waktu itu. Setelah bangsa Inca musnah kota (reruntuhan) ini benar – benar terisolasi dari dunia luar meskipun dikenal secara lokal. Sampai pada tahun 1911, seorang arkeolog muda asal Amerika, Hiram Bingham, menemukan reruntuhan yang menakjubkan ini secara tidak sengaja.

            Kota ini memiliki arsitektur bangunan khas Inca, yang “sederhana” akan tetapi pada proses pengerjaannya tentunya akan membutuhkan ilmu arsitektur tingkat tinggi dan fisika yang diluar akal sehat, karena bahan yang digunakan disini merupakan bongkahan –  bongkahan batu yang telah dipotong dengan sangat halus dan rapi. Terlebih lagi jika dilihat secara kasat mata tentunya memiliki berat, yang memang sangat tidak mungkin bisa diangkat begitu saja. Tidak sekadar terpotong dengan rapi tapi pada saat disusun menjadi bangunan pun batu – batu itu tersusun dengan rapi, sehingga terlihat rapat dan presisi. Ujung – ujung batu yang tidak beraturan dibentuk dengan seksama agar bisa menyatu satu dengan yang lainnya, dan akurasi pemasangannya sangat tinggi. Sehingga tidak berlebihan rasanya jika mengatakan mustahil untuk menyelipkan sepucuk jarum diantara bebatuan tersebut.
Wallahualam bisshawab. . . .

               Jurnal Hiram Bingham/National Geographic, edisi April 1913/Microsoft Encarta 2009
               Machu Picchu/Microsoft Encarta 2009
               Pesiar, Tabloid Pariwisata, edisi 1 Januari 2009